Find Me On Polyvore

IN HARMONIA PANACEA (TRUE STORY ABOUT FRIENDSHIP ALMOST OVER)

Hari ini hari yang begitu rumit untukku. Ya khusus untukku. Dimana hari ini aku harus mengerjakan tugas dan mengikuti ulangan fisika sendiri.Kupandangi sekeliling kamarku yang kelewa kotor. Aku tidak menginginkan ibu datang dan melihat semua kekacauan ini, langsung saja aku membereskannya dengan diawali dengan beberapa kali bersin. Ya, banyak debu ternyata. Suara bersinku menggelegar se-seantero ruangan. Akhirnya dalam beberapa menit kamarku sudah kinclong. Aku segera menyiapkan seragam sekolahku dan langsung melesat ke kamar mandi.

Hari ini masih pagi, jalanan begitu sepi dan kosong dengan kendaraan hanya beberapa pengendara sepeda yang kian kemari mengantarkan koran dan susu. Well, sepagi ini. Paru-paruku menerima Oksigen yang cukup sehingga aku merasa segar. Aku berjalan menelusuri jalanan yang mulai basah terkena embun pagi ini, beberapa burung masih berdiri kokoh di pangkal lateral dari pohon manggis yang aku pandangi sekarang. Dan pandanganku teralih untuk kesekian kalinya tatkala aku melihat mobil angkutan berwarna putih yang siap mengantarku ke tempat dimana aku menuntut ilmu. Aku sekarang sudah sampai di depan pilar kampus sma ku yang begitu kokoh. Terlihat adanya keterpaduan antara tulisan dengan background berwarna putih, aku salut pada tulisan yang terpampang disana. SMA N 1 Banjar. Dengan segera aku menuruni angkutan yang membawaku ke tempat ini dan langsung saja memberikan selembar uang seribu rupiah dengan gambar pattimura. Begitu gagah. Aku mulai melangkah kembali menuju ruang kelas yang tidak jauh dari GDN dan tidak lupa aku selalu mengabsenkan diri dengan menempelkan sidik ibu jari-ku ke tempat pengabsenan yang aku dan teman-temanku memberikan istilah “cocos”. Di depan ruang kelasku terpampang dengan jelas “ XI Science 2nd” dan tak lupa pula kepala geng kami atau lebih tepaynya wali kelas kami Bapak Sunarto,ST yang kami cintai.

Aku langsung masuk tanpa basa basi namun tidak lupa mengucapkan salam. Menyimpan tas yang umumnya kulihat kursi masih berada diatas meja dan saling berimpitan dengan tertib. Aku merasa terpancing emosi saat aku mencari-cari seseorang yang hilang dariku, yang aku cari adalah tempat terbaik seumur hidupku yang aku kenal selama ini dan aku , jujur, sumpah menyayanginya selamanya. Beberapa kali aku keluar masuk kelas tercintaku tanpa lupa metaku jelalatan mencari seseorang yang bernama Panji itu. Akhirnya setelah beberapa menit kemudian aku masuk kelas dengan perasaan yang penuh kecewa. Saat itu fisika seolah menjadi beban berat bagiku, namun setelah melihat guru pengajar fisika kami, aku menjadi tenang , karena aku tahu dia sayang pada kelas kami yang kelewat mandiri dibanding dengan kelas lainnya.

Menjelang istirahat, tidak seperti biasanya, aku tidak membelikan sepeserpun uang saku yang diberikan ibu untukku. Aku masih terdiam di halaman kelas dan sesekali mengambil bunga yang sudah rapuh dan memasukkannya ke dalam sampah organik yang masih sangat sedikit sekali ketimbang dengan tong sampah anorganik yang sudah menggunung. Akhirnya aku mendengar ada suara yang memanggil namaku “Rissa...” Seseorang aku bahkan sangat mengenalnya. Aku tengah dikelilingi oleh adik kelasku yang meminta tanda tanganku untuk kelengkapan buku mereka, karena mereke tengah melakukan pelantikan bantara pramuka pada umumnya, aku sebagai anggota dari pramuka harus menandatangani lebih awal daripada dewan presidium, pradana dan kakak pemangku adat yang semuanya terhormat dimataku. Kembali kepada Panjiku. Ia datang dan aku memasangkan muka masam padanya, ya mungkin aku masih kesal dan biasanya orang yang sedang menstruasi itu emosional sekali alias sensitif atau gampang marah. Panjiku mulai menyapa :

“Say, sudah selesai ?”

“Yep. Sudah dong. Tinggal dilihat dan dikomentari.” Aku menjawab seadanya.

“Ya sudah, aku ambilkan dulu, soalnya aku simpan di tas. Ok.” Sambungku sambil masuk kelas dengan mata masih memperhatikannya. Aku meninggalkannya yang tengah memperhatikan burung-burung yang berterbangan kian kemari membawa rumput yang sudah berwarna cokelat masuk keluar pohon palm botol di depan kelasku.

Selepas pulang sekolah, aku dengan segera bergegas pulang karena kebetulan hari ini hari kedua aku menstruasi dan ini benar-benar menyebalkan. Ternyata si feminim itu merembes dan akhirnya membuahkan bekas di bagian rok belakangku. Aku benar-benar kesal, padahal hari ini aku harus melakukan latihan kesenian.

Bersambung ...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

My Music


MusicPlaylist

20th L'Anniversary L'Arc~en~ciel - In The Air

渡辺麻友 ライブ メドレー (watanabe mayu)

Hevay Rotation from JKT48

Itachi Uchiha of Akatsuki Sprite